Selasa, 17 Maret 2009

Mengungkap Semut E 11

Hari ini Edi pulang sekolah sendirian. Sohib, sahabatnya yang biasa pulang bersamanya, hari itu sakit. Ia tidak masuk sekolah.
Edi menyusuri jalan menuju rumahnya. Di sebuah warung makan di pinggir jalan. Edi melihat sebuah mobil. Walaupun kaca mobil itu tertutup, Edi bisa melihat seorang anak perempuan di dalamnya. Anak itu duduk sendirian di kursi belakang. Ia tampak gelisah, bahkan menangis.
Anak perempuan itu lalu tampak menutup wajahnya dengan sapu tangan. Secara tak sadar, Edi terus memperhatikan anak itu. Anak itu juga memperhatikan Edi. Ia seperti ingin berbicara sesuatu ke Edi. Akan tetapi, tiba-tiba muncul dua lelaki dewaswa dari warung makan. Sepertinya mereka baru selesai makan.
Dua laki-laki dewasa itu masuk ke mobil itu. Yang satu menyetir, yang satunya lagi duduk di belakang, di sebelah anak itu. Mobil itu kemudian melaju meninggalkan temapt itu.
Edi baru sadar, ternyata ada sehelai saputangan tergeletak di jalan. Di sekitar tempat mobil tadi parkir. Sapu tangan itu berwarna kuning dengan motif bunga. Tampak ada bordir nama Ariessa. Pasti sapu tangan ini milik anak tadi, gumam Edi dalam hati.
“ Kalau bertemu anak perempuan itu lagi, akan aku kembalikan,” pikir Edi. Keesokan harinya, di sekolah, Edi mendengar kabar tentang penculikan. Edi langsung teringat pada anak yang kemarin ia lihat. Ia semakin yakin kalau yang diculik adalah anak itu. Setelah ia melihat foto selebaran di papan pengumuman.
Wajah anak di foto itu, sama persis dengan yang dilihat Edi. Nama anak itu Ariessa. Sama seperti bordiran di saputangan yang ditemukan Edi.
“ Duh sayang aku lupa mencatat nomor mobil itu,” sesal Edi.
“ Mobil siapa, Di?” Tanya Sohib penasaran.
Edi segera menceritakan pengalamannya kemarin.
“ Oya, aku menemukan sesuatu di tempat kejadian itu!” kata Edi lagi.
Sepulang sekolah, Edi mengajak Sohib ke rumahnya. Ia mengeluarkan saputangan milik Ariessa. “ Ini dia yang aku temukan.”
Sohib mengamati saputangan itu. Ia lalu mengendusnya.
“ Kok, bau kunyit, ya? Sepertinya, setelah makan, ia mengusap mulutnya dengan saputangan ini.”
Edi lalu berpikir, adakah petunjuk yang berhubungan dengan kunyit. Setelah berpikir beberapa saat, Edi masuk ke kamar mandi. Dibasuhnya saputangan itu dengan air sabun. Tiba-tiba muncul deretan huruf berwarna merah membentuk tulisan “ Semut E 11.”
“ Semut?” gumam Edi dan Sohib bingung.
Beberapa saat kemudian, Sohib berkata, “ Kalau tidak salah, Semut itu adalah kompleks yang ada di dekat kelurahan. Semesta Mutiara, sering disingkat jadi Semut.”
“ Tapi tunggu dulu, aku punya pendapat lain. Apa jangan-jangan Semut itu adalah Sembilan Mutiara? Nama Sekolah SMA di deket sekolah kita,” ucap Edi.
“Terus itu maksud E 11 apa?,” seru Sohib.
“ Ya mungkin Ariessa itu bersekolah di Sembilan Mutiara kelas 11 E. Kita harus Bantu Ariessa keluar dari penculikan.”
“ Mmmm… Ok, kita gini aja deh, sekarang kita lakukan penyelidikan di kedua tempat, yang pertama itu SMA Sembilan Mutiara dan yang ke dua kita ke Kompleks perumahan Semesta Mutiara. Gimana, setuju gak sama idie ku?,” Tanya Sohib.
“ Ok, aku setuju.”
Esok harinya, sepulang sekolah, Edi dan Sohib mendatangi SMA Sembilan Mutiara, lalu mereka menanyakan keberadaan Ariessa, apakah Ariessa murid di sekolah itu atau bukan. Dan ternyata, benar dugaan Edi. Berita penculikan Ariessa telah menjadi berita hebat di SMA tersebut, karena Ariessa merupakan murid di SMA tersebut. Setelah menemukan kebenaran tersebut. Edi dan Sohib kemudian pergi meninggalkan sekolah tersebut.
“ Bener kana apa kata aku, Semut itu adalah Sembilan Mutiara. Sepertinya, Ariessa menjatuhkan saputangan itu agar aku melihat kode dari dia dan kemudian kita dapat membebaskannya dari para penculik itu,” ucap Edi kepada Sohib.
Kemudian setelah itu, mereka lau mendatangai kompleks Semesta mutiara Blok E no 11. Saat mereka tiba di lokasi, mereka melihat sebuah rumah yang lumayan besar namun terlihat sepi, hanya saja di depan pager rumah itu, terdapat tulisan “ Awas Anjing Galak.”
“ Tempat ini sepi sekali, dan mana mungkin para penculik itu menyekap Ariessa di sini,” seru Edi.
“ Ya, tapi aku yakin Ariessa ada di sini. Apa kita coba masuk ke dalam?,” ajak Sohib.
“ Jangan dulu, kamu gak lihat kalau di situ ada tulisan “ Awas Anjing Galak?,” tar kalau kita digigit gimana?,” ucap Edi.
“ Akh… aku yakin itu cima trik penculik saja, agar tidak ada yang berani masuk ke dalam. Ya sudah, gimana kalau kita kembali lagi ke sini pada malam hari?,” ajak Sohib.
“ Malam?. Ok, aku setuju. Mungkin malam hari si penculiknya sudah tertidur, jadi kita bisa masuk ke dalam rumah ini.”

♣♣♣

Malam harinya, mereka kembali ke sebuah rumah yang diyakini di dalam rumah tersebut terdapat Ariessa. Saat mereka akan melomapati pagar, tiba-tiba datang sebuah mobil yang akan masuk ke dalam rumah tersebut. Edi dan Sohib lalu bersembunyi agar tidak ketahuan. Mereka bersembunyi di balik pohon sambil mengintip siapa orang yang ada di dalam mobil tersebut.
Tanpa di sangka-sangka, ternyata Ariessa keluar dari mobil tersebut bersama dengan dua laki-laki yang pernah dilihat Edi.
“ Nah, itu tuh laki-laki yang aku lihat waktu itu,” seru Edi.
“ Sssssttttt…. Jangan berisik, nanti kedengeran,” ucap Sohib.
Tapi ada sedikit kejanggalan dalam peristiwa ini, pada malam itu, Ariessa terlihat cantik dan memakai baju yang berbeda saat Edi melihat Ariessa kemarin di dalam mobil. Namun, muka Ariessa terlihat sedih dan kemudian dua laki-laki itu menyeret Ariessa ke dalam rumah tersebut.
“ Kita masuk sekarang? Apa kita telepon polisi, agar polisi saja yang menangani kasus ini,” ucap Edi.
“ Tunggu dulu, lebih baik sekarang kita masuk dan kita lihat ada apa di dalam. Ayo, sekarang kita masuk,” ucap Sohib mengomando.
Edi dan Sohib kemudian melompati pagar yang sudah terkunci itu dan mereka berjalan perlahan untuk melihat apa yang sedang terjadi di dalam rumah tersebut. Edi dan Sohib kemudian melihat isi rumah tersebut melalui jendela, mereka mengintip. Dan ternyata di dalam rumah tersebut, banyak anak perempuan seusia Ariessa. Edi dan Sohib baru menyadari bahwa tempat tersebut adalah tempat penampungan anak-anak remaja yang akan di jadikan PSK. Edi dan Sohib melihat Ariessa sedang menangis, di rumah tersebut juga terdapat satu orang perempuan dewasa yang berpakaian terbuka. Perempuan itu sedang berbicara kepada dua laki-laki yang membawa Ariessa dan Ariessa masih saja menangis di depan dua laki-laki dan perempuan dewasa tersebut.
Malam itu terlihat sangat mencekam, Edi dan Sohib tidak menyangka akan sampai di tempat seperti ini. Mereka merasa takut, takut jika mereka ikut tertangkap oleh penjaga rumah tersebut.
“ Di, kamu telepon polisi aja sekarang. Ayo cepat, sebelum terlambat,” ucap Sohib sambil berbisik.
Edi kemudian menelepon polisi dan memberitahukan dimana lokasi tempat penculikan tersebut.
Sambil menunggu kedatangan polisi, Edi dan Sohib terus mengamati kejadian di dalam rumah tersebut melalui jendela. Saat mereka sedang mengamati, tiba-tiba dari arah belakang ada seorang lelaki bertubuh besar menepuk pundak Edi.
“ Kalian lagi apa di sini,” ucap lelaki tesebut dengan mata yang melotot.
Melihat lelaki tersebut, Edi dan Sohib lari karena mereka takut. Mereka takut tertangkap karena mereka sudah mengintip.
Edi dan Sohib berlari sekencang-kencangnya dan mereka keluar dari pekarangan rumah tersebut, dan lelaki bertubuh besar itu kemudian terus mengejar Edi dan Sohib.
Saat mereka sedang berlari, tiba-tiba datang mobil polisi, Edi dan Sohib kemudian meminta pertolongan polisi tersebut karena mereka dikejar oleh lelaki bertubuh besar.
“ Pa tolong kami, itu rumah dimana Ariessa berada pa dan kami dikejar oleh orang dari rumah tersebut,” ucap Sohib dengan napas yang terengah-engah.
“ Ade-ade tenang ya, kami akan menolong kalian dan akan membebaskan Ariessta,” ucap pak polisi itu.
Mendengar bunyi sirine dari mobil polisi, lelaki yang mengejar Edi dan Sohib kemudian berlari berbalik arah kembali menuju rumah di mana Ariessta berada.
Karena tidak dapat mengalahkan kejaran mobil polisi, lelaki tersebut akhirnya tertangkap kemudian polisi tersebut membawa lelaki tersebut ke rumah dimana Ariessa berada. Edi dan Sohib ikut berda di dalam mobil polisi tersebut.
Setibanya di rumah itu, bapak-bapak polisi kemudian mendobrak pintu rumah tersebut dan masuk ke dalam rumah tersebut. Dan ternyata benar dugaan Edi dan Sohib, Ariessa akan dijadikan sebagai PSK, di rumah itu juga ada beberapa remaja lainnya yang akan di jual. Akhirnya para sindikat penjual remaja itu tertangkap dan mereka di bawa ke kantor polisi. Edi, Sohib dan juga Ariessa ikut ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

♣♣♣

Esok harinya, setelah kejadian tersebut berlalu, Ariessa mendatangi sekolah Edi dan Sohib. Ariessa mengucapkan terimakasih kepada Edi dan Sohib, berkat pertolongan mereka, Ariessa terbebas dari sindikat penjualan remaja.
“ Aku ucapin makasih ya atas bantuan kalian. Aku waktu itu emang sengaja ngejatuhin saputangan aku dan ngasih tulisan Semut E 11. Waktu itu aku berharap kamu bisa ngerti apa yang aku tulis,” ucap Ariessa.
“ Ya, aku dan Sohib juga sebenernya waktu itu sempet bingung juga sih soal Semut E 11, karena kita punya dua persepsi tentang Semut E11,” ucap Edi.
“ Oh ia, tapi kok itu nama Semutnya bisa pas ya? Pas sama nama sekolah kamu dan pasa sama nama alamat tempat kamu diculik. Namanya sama persis,” seru Sohib.
“ Ya, itu kebetulan aja. Aku juga gak tau kenapa nama Semut E 11 itu sama kaya nama sekolah dan kelas aku, kelas 11 E. Jadi ceritanya, pas aku di dalam mobil, sebelum si penculik itu ke warung makan, aku denger obrolan mereka, dan mereka bilang mau bawa aku ke Semut E 11, ya jadinya aku nulis itu deh di saputangan. Untungnya kalian cerdas, jadi bisa ngerti apa yang di maksud semut itu,” ucap Ariessa.
“ Kita emang cerdas kok,heheheh… “ canda Edi.
Setelah mereka mengobrol cukup lama, mereka lalu mengakhiri pembicaraan mereka, dan Ariessa tidak ada habisnya mengucapkan terimakasih kepada Edi dan Sohib.


The End
Karakter pemeran utama dalam cerpen “ Menggapai Bintang” ini ad

Menggapai Bintang “



Siang itu, di pelataran parkir kampus, Mahadewi yang biasa di panggil Maha sedang memarkirkan mobil kesayangannya. Dia lalu segera menuju kantin kampus untuk menemui kedua sahabatnya yaitu Detriz dan Inodth. Siang itu, Maha berjalan dengan hati yang berseri karena akan bertemu dengan teman-temannya.

Setibanya di kantin, Maha lalu menemui temannya itu.

“ Hai Gurls… Uda pada mejeng aja nih di sini?,” ucap Maha menyapa sahabatnya itu.

“ Ya nih, abisnya gak ada dosennya nih, yauda jadi mendingan kita di sini aja. Tuh liat si Inodth, dia uda ngabisin dua porsi bakso,” ucap Detriz sambil menujukan arah matanya kepada Inodth.

Maha pun kemudian ikut-ikutan memperhatikan Inodth yang sedang asik makan bakso.

“ Ya ampun nodth… lu laper apa kesetanan sih? Anak gadis qo makannya banyak banget,” ucap Maha.

“ Biarin aja, abisnya gw lagi kesel banget.”

“ Nah lho, kesel kenapa lu?.”

“ Itu lho, si Inodth dapet nilai C di mata kuliah English,” timpal Detriz.

“ Owwwhh….. Pantes lu makan ampe banyak gini. Mau nambah lagi gak lu? Nanti gw pesenin buat lu..,” canda Maha sambil tertawa.

“ Ya nodth beli pesen lagi tuh, biar kesel lu ilang…hehehehe,” ledek Detriz.

Saat mereka sedang asik bercanda, tiba-tiba Mella datang.

“ Hi, sorry gw telat, abis kuliah dulu,” ucapnya dengan tampang yang stress.

“ Gurls, gw mau ngomong serius nih tentang kelangsungan band kita. Band kita kan udah lamu berdiri, tapi kenapa ya band kita gak bias eksis? Ya paling juga band kita Cuma main di pensi sekolahan kita aja. Gw pengen band kita jadi terkenal kaya band nya “ She,” ucap Maha yang bertindak sebagai ketua dalam band “ The Stars” tersebut.

“ Gw tau caranya gimana biar band kita bisa eksis?”. Mella lalu mengeluarkan brosur dan menunjukan brosur itu kepada teman-temannya. “ Nih, kita ikut festival band. Ajang ini bisa bikin band kita jadi ngetop,” ucap Mella dengan penuh semangat.

“ Gw setuju, band kita harus nyoba buat ikut festival band. Gimana yang lainnya setuju gak?,” ucap Maha

“ Ya kalau gw sih setuju-setuju aja, asal band kita bisa berkembang,” timpal Detriz.

“ Gw juga setuju,” ucap Inodth.


☻☻☻



Siang itu mereka lalu berlatih dengan penuh semangat. Maha (Gitaris & vocalis), Detriz (Drumer), Inodth (Bassis) dan Mella (Keyboard). Merak membawakan lagu-lagu ciptaan mereka. Setelah mereka merasa puas dengan latihannya itu. Mereka lalu merekam lagu-lagu mereka ke dalam bentuk CD dan hari itu jugalah mereka langsung mengantarkan demo lagu mereka ke panitia festival Band.

Dalam perjalanan pulang, di dalam mobil mereka berdoa agar band mereka terpilih dan menjadi pemenang.

“ Gurls, kalian masih inget kan sama janji “ The Stars?.” Janji, kalau diantara kita gak boleh ada yang pacaran sebelum band kita bisa terkenal,” ucap Maha.

“ Iah, kita inget qo,” ucap Inodth.

“ Emanknya kenapa sih?,” timpal Detriz.

“ Gw gak mau aja band kita kacau gara-gara ada diantara kita yang sibuk pacaran, dan akibatnya jadi gak focus sama latihan kita,” ucap Maha dengan tegas.

“ Tenang aja, gak bakalan ada yang pacaran qo. Kan kita semua uda janji,” ucap Mella.


☻☻☻


Satu bulan kemudian…

“ Maha, sorry ya gw gak bisa latihan.. Gw mau nganterin mama gw ke dokter. Gak apa-apa ya?,” bujuk Detriz.

“ Kalau lu gak ada, kita gimana bisa latihannya, jadi gak lengkap donk,” ucap Maha.

“ Tapi mama gw perlu gw banget, sakitnya parah.”

Karena mendengar ucapan Detriz yang mengetakan bahwa mamanya sakit parah, maka akhirnya Detriz diizinkan, namun mereka menjadi tidak latihan pada hari itu.

“Thank’s ya Maha.. Yauda, gw pergi dulu ya Gurls, bye..”

Setelah Detriz pergi, Mella, Maha dan Inodth saling memandang dan mereka memiliki pemikiran yang sama yaitu “ JALAN-JALAN KE MALL.”

Setibanya di mall, mereka asik berjalan-jalan kemudian makan siang bersama. Namun saat di mall, ada pemandangan yang tidak mengenakan bagi mereka. Mereka melihat Detriz sedang berdua bersama cowok.

“ Kurang ajar banget tuh anak,” ucap Maha dengnan nada kesal.

“ Udahlah, mendingan besok kita selesein masalah ini, jangan disini. Malu banyak orang,” ucap Inodth.


☻☻☻


“ Detriz, gw and anak-anak kecewa banget sama lu, ucap Maha dengan marah.

“ Tung..tunggu dulu… Maksud kalian apa kecewa sama gw?,” ucap Detriz.

“ Alahh….. Lu jangan pura-pura gak tau gitu ya. Kemarin kita liat lu lagi pacaran di mall. Thank’s lu udah bohongin kita,” ucap Mella.

“ Gurls, denger dulu penjelasan gw. Cowo itu tuh bukan cowo gw,” hardik Detriz.

“ Bukan cowo lu tapi qo kalian pegangan tangan segala. Udah lu ngaku aja sama kita,” ucap Inodth.

Hari itu, Maha, Mella dan Inodth menyidang Detriz habis-habisan, hingga akhirnya Detriz menangis dan mengakui semuanya itu.


☻☻☻


Setelah kejadian itu, sudah satu minggu Detriz tidak terlihat di kampus, Maha mendatangi ke rumahnya namun tidak ada, begitu juga jika di telepon selalu tidak ada jawabannya.

“ Nodth, apa kita kejam ya sama Detriz sampai-sampai dia ngilang dari kita,” ucap Maha.

“ Kita gak kejam qo, kita kan pengen band kita sukses, jadi biar gak ada penggangunya, maka kita gak boleh dulu punya pacar.”

“ Tapi gw ngerasa salah banget uda marah-marhin dia.”

“ Udah… Lu tenang aja, si Detriz pasti bakalan balik lagi ke kita qo.”

Saat Maha dan Inodth sedang mengobrol, tiba-tiba Mella datang menghampiri mereka dengan ekspresi wajah yang terlihat senang.

“ Gurls…. Gw bawa kabar gembira buat band kita,”ucap Mella bahagia.

“ Berita apaan sih Mell??,” ucap Maha.

“ Band kita.. “The Stars” terpilih menjadi sepuluh duapuluh besar se- Indonesia,” ucap Mella sambil memberikan majalah yang mencantumkan nama “ The Stars” sebagai Finalis.

Mereka lalu bersorak karena senang. Lalu mereka berniat untuk mencari Detriz, dan meminta agar Detriz kembali ke “ The Stars”


☻☻☻


Pencarian terhadap Detriz, dilakukan dan akhirnya, selama dua hari mereka mencari,mereka tidak bertemu. Namun, akhirnya Detriz sendiri yang menghampiri mereka dan meminta maaf kepada mereka. Hubungan Detriz dengan kekasihnya itu sudah kandas karena kekasihnya itu telah menghamili wanita lain dan Detriz sangat menyesal dengan semua kejadian ini.

☻☻☻


Tanggal 10 Jaunuari 2009 “ The Stars” akhirnya tampil di festival Band Indonesia, dan tanpa di sangka, “The Stars” berhasil menjadi pemenang pertama dalam Festival Band Tersebut. Maha, Mella, Detriz dan Inodth merasa sangagt bangga sekali dengan apa yang mereka raih. Ternyata band mereka tidak sia-sia. Dan itu juga berkat Maha yang selalu menyemangati teman-teman sesama bandnya itu untuk terus berjuang dan berlatih. “ The Stars sudah terbentuk dua tahun yang lalu namun “ The Stars “ bisa menjadi populer pada tahun 2009. Dan kini “ The Stars” memiliki sebuah album yang sangat laris dipasaran dan sekarang empat orang gadi itu menjadi populer namun mereka tetap gadis-gadis yang baik dan tidak sombong.



THE AND































Widia Ratna J

02C070804



Deskripsi Tokoh Fiksi

Peran Utama :

► Nama : Mahadewi Melodya
► Tanggal lahir : 2 Februari 1989
► Berat Badan : 45 kg
► Tinggi : 165 Cm
► Hoby : Main musik, traveling, Off road, shoping
► Warna fav : Hitam, putih, merah, biru
► Makanan fav : Spagethi, ayam bakar, sea food
► Kebiasaan Jelek : Suka jailin temen-temennya, kadang suka lelet
► Sifat : Mudah bergaul dengan siapa saja, baik, ramah, ambisius
► Jenis Kulit : Putih
► Gol Darah : A
► Gaya Rambut : Pendek (model harajuku ), memakai poni pinggir yang menjadi daya tariknya
► Gender : Wanita

Tokoh Mahadewi yang biasa dipanggil Maha berasal dari keluarga yang cukup berada. Maha lahir sebagai anak tunggal. Ayahnya bekerja sebagai pengusaha showroom mobil, sedangkan ibunya bekerja sebagai design interior. Maha memiliki banyak bakat dan prestasi yang paling menonjol adalah bakat bermain musik. Bersama kawan-kawannya (Detriz, Mella dan Inodth ), Maha mendirikan sebuah band yang bernama “ The Stars.” Maha memiliki sifat yang sangat ambisius, dan dia juga yakin bandnya tesebut akan menjadi band yang populer.